Pengendalian Penyakit Myiasis pada ternak Ruminansia

Myiasis adalah infestasi larva lalat pada jaringan tubuh hewan yang masih hidup, disebabkan oleh larva lalat fakultatif dan atau obligat. Luka borok yang terjadi pada anak ternak didaerah pusar bisa menjalar sampai menimbulkan peritonitis. Demikian juga luka borok pada tempat lainnya jika tidak diobati akan tercium bau busuk dan menimbulkan rasa jijik orang yang melihatnya, serta menyebabkan kematian pada hewannya.

Etiologi

Kejadian Myiasis di seluruh Indonesia teridentifikasi disebabkan oleh larva lalat; Chryslomia benziana, Booponus intonsus, Lucillia, Calliphora, Musca dan Sarcophaga.

Siklus Hidup dan Cara Penularan

Siklus hidup dari Chryslomia benziana berkisar  antara 9-5 hari dan lalat betina bertelur sekitar 150-200 telur  sekaligus. Telur diletakkan di luka dan selaput lendir dari hewan hidup dan akan menetas setelah 24 jam. Setelah 12-18 jam dari waktu penetasan telur, larva stadium 1 muncul dari dalam telur dan bergerak dipermukaan luka atau pada jaringan yang basah. Larva ini berubah menjadi larva stadium II setelah 30 jam dan larva stadium III setelah 4 hari. Larva  stadium II dan III menembus jaringan  hidup dari  induk semang dan hidup dari jaringannya. Pada saat makan hanya kait-kait posterior  yang tampak. Larva stadium III meninggalkan luka setelah makan dan berubah menjadi pupa dan kemudian lalat dewasa. Larva tersebut  akan membentuk  pupa  dalam waktu  24 jam. Sebagai faktor predisposisi (pendukung) utama terjadinya Myiasis adalah harus didahului dengan adanya luka. (luka traumatik, gigitan caplak, tembak, operasi, gigitan hewan lain dan sebab lainnya). 

Patogenesa dan Gejala Klinis

Setelah telur lalat menetas, larva akan masuk kedalam luka dengan kait pada mulut dan sekresi enzyme proteolitik maka larva akan bisa memakan sel-sel jaringan, serta membuat terowongan didalam jaringan sehingga akan memperparah kerusakan. Selain itu karena ada luka terbuka kemungkinan besar akan terjadi infeksi sekunder oleh kuman pyogenes. 
Gejala klinis yang teramati mula-mula terlihat luka kecil yang didalamnya terlihat ada larva lalat, lama-kelamaan karena diperparah oleh infeksi sekunder  menyebabkan terjadinya pembusukan dan pembentukan nanah sehingga akhirnya terjadi borok yang mengeluarkan cairan dan berbau busuk. 
Gejala klinis lainnya sesuai dengan kelainan fungsi dari bagian tubuh yang terkena Myiasis (misalnya jika terjadi Myiasis pada kaki gejalanya pincang, jika terjadi pada daerah kepala  berjalan dengan kepala miring dsb) serta diikuti oleh gejala umum lainnya seperti : 
  1.  Hewan menjadi tidak tenang
  2.  Nafsu makan menurun
  3.  Lemah, letih, lesu
  4.  Suka bersembunyi menghindari lalat.


Diagnosa

            Sangat mudah dengan memeriksa luka yang didalamnya ditemukan larva lalat

Pengobatan dan Pengendalian

Pengobatan 

  1. Pengobatan Myiasis yang perlu dilakukan antara lain :
  2. Bersihkan luka dengan antiseptik
  3. Keluarkan larva dari dalam luka dengan cara dicabuti, tetapi sebelumnya larva harus dibunuh dulu menggunakan insektisida seperti (Coumaphos, Diazinon, Ivermectin)
  4. Setelah larvanya habis dicabuti, berikan salep (Diazinon atau Coumaphos) 2% dalam vaselin dioleskan langsung disekitar borok atau semprotkan Gusanex untuk untuk mencegah infeksi ulang
  5. Untuk mencegah infeksi sekunder diberikan antibiotik seperti Penstrep atau Vet-Oxy
  6. Untuk mempercepat kesembuhan luka dapat diberikan minyak ikan
Pengobatan bisa juga dilakukan secara tradisonal, dengan cara :
    • luka dari belatung
    • Obati dengan kapur barus atau tembakau yang telah di tumbuk halus
    • Luka dibungkus dengan kain / perban
    • Pada hari berikutnya luka di bersihkan, pengobatan diulang dan dibungkus kembali, biasanya 2 (dua) atau 3 (tiga) kali pengobataBersihkan n sudah menunjukkan kesembuhan
    • Bila belatung sudah terbasmi dapat diberikan Iodium tinctur atau Iodium Povidon pada luka untuk mempercepat kesembuhan.

Pengendalian

Pengendalian Myiasis dapat dilakukan dengan cara :
  1. Terhadap Larva, dengan membersihkan luka-luka Myiasis kemudian di oleskan atau di balut dengan salap yang berisi insektisida
  2. Terhadap Lalat dewasa dapat dilakukan dengan menggunakan perangkap berisi umpan, penyebaran umpan beracun, insektisida, serta pembersihan tempat-tempat kerumunan lalat.
  3. Terhadap Caplak dapat dilakukan dengan membasmi caplak dengan menggunakan insektisida

1 komentar:

  1. April Wardhana26/2/14 4:28 AM

    Terima kasih atas informasinya. Namun, perlu diluruskan sedikit bahwa penyebab myiasis di Indonesia adalah lalat Chrysomya bezziana (Old World Screwworm Fly). Berdasarkan studi yang saya lakukan, tidak pernah saya temui penyebab myiasis di Indonesia disebabkan oleh lalat lain atau Lucilia sp, Musca sp atau Sarcophaga sp, sedangan lalat Booponus sp diduga sekarang sudah tida ada. Dulu lalat Booponus sp penyebarannya terbatas hanya disekitar Sulawesi. Sikus hidup lalat C. bezziana dalam makalah ini juga perlu diluruskan kembali. Terima kasih.

    ReplyDelete