Cara Budidaya Tomat

Proses budidaya yang dilakukan terdiri dari persemaian, pengolahan tanah, pemasangan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP), penanaman, penyulaman, penyiraman, pemasangan ajir, pengikatan, pemupukan, penyiangan, perempelan dan pengendalian hama dan penyakit.




1)  Persemaian

Benih dalam persemaian yang digunakan oleh responden menggunakan benih berlabel yang di beli di toko sarana produksi. Benih tomat disemaikan dahulu sebelum ditanam pada bedengan yang tetap. Bedengan persemaian dibuat dengan ukuran lebar antara 0,8-1,2 m dengan panjang sekitar 2-3 m, dan tinggi sekitar 20-25 cm. Jarak antarbarisan adalah 5 cm. Bedengan yang telah dibentuk diberi pupuk kandang seminggu sebelum tanam sebanyak 5 kg per m2 dan pupuk Urea dua hari sebelum tanam sebanyak 30 g per m2. Setelah bedengan persemaian siap diolah, bibit tomat dapat segera disebar. Untuk satu ha pertanaman, benih yang dibutuhkan adalah sekitar 300 – 400 gram. Pada persemaian diberi lindungan yang dapat berupa atap plastik atau pelepah pisang. Persemaian disiram setiap pagi dan sore. Benih yang telah berumur sebelas hari dipindahkan kedalam bumbungan yang telah di isi media tanam.  benih dalam bumbungan dipelihara dengan penyiraman dan pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida setengah dosis. Setelah benih berumur 30-35 hari atau setelah muncul daun 5-6 helai dapat di pindahkan kelapangan.

2)  Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah dilakukan bersamaan dengan penyiapan benih tomat. Pertama-tama dilakukan pencakulan tanah, tanah lalu diangin-anginkan selama 15 hari dengan tujuan gas-gas beracun hilang dari tanah. Selanjutnya di buat bedengan dengan lebar 100 cm – 120 cm, tinggi 30 cm – 40 cm dan jarak antar bedengan 30 cm – 40 cm.

3) Pemasangan MPHP

Mulsa dipasang ketika matahari sedang bersinar dengan teriknya, sehingga mulsa mudah memuai dan akan menutup rapat bedengan. Mulsa dipasang dengan bagian perak menghadap ke atas, sehingga dapat membantu pemantulan cahaya matahari yang bisa berfungsi sebagai sumber cahaya bagi daun-daun tomat di bagian bawah untuk melakukan fotosintesis.

4) Penanaman

Lubang penanaman segera dibuat di atas bedengan tersebut dengan luas sekitar 15-20 cm sedalam 70-80 cm. Agar tanah cukup subur, perlu ditambahkan pupuk kandang sebanyak untuk setiap lubang. Benih yang siap di tanam ialah benih yang sehat dan telah berusia antara 30 – 35 hari dengan daun sekitar 5 – 8 helai. Jarak tanam yang digunakan ialah 50 – 60 cm dengan jumlah 1 benih per lubang tanam.

5) Penyulaman

Benih yang baru ditanam dilapangan terkadang tidak semuanya dapat bertahan dan tumbuh menjadi dewasa. Karena itu penyulaman penting dilakukan untuk mengganti benih yang mati di lapangan. Benih yang digunakan dalam penyulaman adalah benih yang seumur dengan benih yang telah di tanam agar pertumbuhan tanaman dilapangan tetap seragam. Penyulaman sering dilakukan pada umur 7 – 10 hari setelah tanam. Adapun tanaman yang mati lebih dari umur 20 hari setelah tanam, responden sering menyulamnya dengan tanaman yang lebih muda dikarenakan apabila menyulam dengan tanaman yang seumur sering mati.

6) Penyiraman

Responden melakukan penyiraman hanya dilakukan apabila keadaan cuaca menjadi sangat panas. Cuaca panas menyebabkan tanah menjadi kering dan tanaman tidak cukup mendapat air tanah. Penyiraman dilakukan dengan hati-hati agar air siraman tidak mengenai daun dan buah tomat, tetapi hanya mengenai batang dan akar. Sebaliknya pada saat musim hujan, di sekitar lahan yang ditanami tomat, dibuatkan saluran drainase supaya air hujan dapat segera mengalir karena tomat paling tidak tahan genangan air.

7) Pemasangan ajir

Setelah tanaman tomat berumur satu minggu responden melakukan pemasangan ajir/lanjaran (tinggi ± 200 cm) dan diikat antarujungnya sehingga membentuk segitiga sama kaki.

8) Pengikatan

Responden melakukan pengikatan batang tanaman pada ajir dilakukan setiap minggu pada tanaman tomat yang berumur 3 – 4 minggu sampai pertumbuhan tanaman terhenti. Pengikatan ini bertujuan untuk mencegah kerebahan tanaman tomat dan untuk mempermudah perawatan.

9) Pemupukan

Pemupukan tomat apel dan tomat sayur apabila menggunakan MPHP maka pemberian pupuk an-organik dan pupuk organik diberikan semuanya pada saat pembentukan bedengan, semua pupuk dicampur merata di atas bedengan pertanaman, kemudian bedengan di tutup dengan MPHP agar tidak cepat menguap atau tercuci air. Sekalipun tanaman tomat apel dan tomat sayur sudah dipupuk total pada saat akan memasang MPHP, namun untuk menyuburkan pertumbuhan yang prima dapat diberi pupuk tambahan (susulan).

10) Perempelan

Responden melakukan penyiangan 3 – 4 kali atau tergantung dengan kondisi lahan. Penyiangan dapat dilakukan dengan menggunakan tangan langsung atau dengan alat bantu berupa sabit atau cangkul. Penyiangan mempunyai tujuan untuk membersihkan gulma untuk mengurangi persaingan dalam penggunaan unsur-unsur biotik bagi pertumbuhan tanaman dan mencegah penularan penyakit dari gulma.

11)  Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan pestisida nabati pada tanaman tiap satu minggu sekali atau lebih tergantung kondisi tanaman. Pestisida nabati yang digunakan bervariasi tergantung hama/penyakit yang menyerang. Dosisnya 10 ml tiap satu liter air atau dapat ditambah tergantung tingkat kerusakan yang timbul pada tanaman.

Beberapa hama dan penyakit yang merusak tanaman tomat antara lain :

   a)  Ulat buah (Helionthis armigera)

Hama ini menyerang pada buah yang masih muda sehingga jika buah sudah tua tampak berlubang banyak dan membusuk. Pengendalian hama ini dilakukan dengan pembersihan gulma di sekitar tanaman tomat dan penyemprotan pestisida nabati berbahan dasar cabe.

   b) Ulat tanah (Agrotis ipsilon)

Gejala yang ditimbulkan hama ini adalah terpotongnya tanaman muda pada bagian pangkal batang. Pengendaliannnya dengan pendangiran yang teratur, dan penyemprotan pestisida nabati cabe terutama dilakukan pada pagi hari.

   c) Belalang

Hama ini menyerang daun tanaman tomat yang ditandai dengan bekas gigitan pada ujung-ujung daun. Hama ini dikendalikan dengan penyiangan yang teratur dan penyemprotan pestisida nabati jarak.

   d) Busuk daun (Phythoptora investans)

Penyakit ini paling banyak dijumpai pada budidaya tanaman tomat di dataran tinggi. Gejala awal berupa bercak kebasahan pada tepi atau tengah daun kemudian melebar sampai daun berwarna coklat kehitaman. Bercak dikelilingi oleh spora berwarna putih kelabu. Kerusakan biasanya menyebar ke bagian batang, tangkai, dan buah tomat. Penyakit ini akan cepat menular apabila muncul kabut atau hujan lebat.

Pengendaliannya dengan perempelan daun yang telah terinfeksi, mencabut dan membuang tanaman yang telah rusak berat, dan penyemprotan pestisida nabati campuran antara ekstrak daun nimba, jarak, dan daun suren atau dengan pestisida nabati jahe. Apabila penggunaan pestisida organik ini hasilnya kurang optimum maka biasanya untuk mengurangi kerugian terpaksa digunakan pestisida kimia.

12)         Panen

Tomat dapat dipanen ± 75 hari setelah tanam. Panen dilakukan pada buah tomat yang sudah masak kriteria masak petik yang optimal antara lain kulit buah berwarna kekuningan, bagian tepi daun tua telah mengering, dan batang tanaman telah menguning atau mengering. Secara umum pemanenan di Desa Pasawahan dilakukan sampai 16 kali dengan interval panen tiap 3 – 4 hari sekali. 

0 komentar:

Post a Comment